Thursday, December 24, 2009

Avatar: Kunci Keunggulan Ekonomi Lokal

Mengisi liburan dengan nonton film Avatar, tiba-tiba ingat desa Kaenbuen serta Perjuangan Pengembangan Ekonomi Lokal. Film ini menggambarkan kontras dan konflik antara “kesombongan kedigdayaan angkara murka” (pemodal besar) terhadap “komunitas asli suku Na’vi beserta lingkungannya.”

Film campuran animasi serta 3-D ini dengan cantik menggambarkan kearifan suku asli yang hidup “menyatu dengan lingkungan”, betapa tiap gerakan pohon, binatang dan manusia akan seimbang kalau menyatu dengan spirit alam, yang tak lain adalah kearifan naluri dan instink yang sesuai petunjuk Tuhan.
Kuda liar mau dikendarai kalau manusia bisa “menyelaraskan” detak jantung dan irama nafasnya dengan si kuda. Bagitu pula pepohonan akan memberikan kehidupan. Bahkan secara simbolis digambarkan betapa penerangan api di waktu malam tak diperlukan, karena banyak pepohonan yang mengelurkan fosfor. Kunci semua kekuatan dalam keselarasan itu adalah NETWORK spirit dan energy antar jenis mahluk hidup dan lingkungan/habitatnya.

Kontras dengan semua itu adalah kekuatan angkara murka, yang mengandalkan nafsu menguasai, mengandalkan teknologi besi (robot, mesin terbang, bulldozer) yang niatnya adalah menguasai wilayah untuk menyedot sumber energy dan SDA lainnya. Sama sekali impersonal, tidak ada empathy kepada komunitas setempat. Mereka dianggap sebagai monyet, dan menganggap perlawanannya sebagai terorisme yang layak dibasmi dengan terror kedigdayaan teknologi.

Akhir kisah, terserah bagaimana kita menginterpretasikannya, menghubungkan romantisme film itu dengan kenyataan dunia sesungguhnya. Tapi simblolisme yang ditampilkannya, bahwa KEMENANGAN yang dicapai oleh suku asli adalah dari kekuatan NETWORK social antar individu, juga dengan mahluk hidup lainnya, tanaman, binatang, dan alam (morfologi, geologi) lingkungan. Serta KESELARASAN hidup dengan lingkungan, termasuk tidak mengonsumsi melebihi kebutuhan hidup. Itu semua yang menjadikan suku asli Na’vi ini mampu bertahan dari angkara murka.

Risfan Munir, penulis buku ”Jurus Menang dalam Karier dan Hidup ala Samurai Sejati” (Gramedia, November 2009) dan kolumnis tetap pada Anda LuarBiasa.com.