Wednesday, November 12, 2008

Wisata Kerajinan di Yogyakarta


Belakangan ini banyak terbit buku mengenai wisata kuliner dengan berbagai judul, yang fokus ke kota Jakarta (Jabodetabek), Bandung, Yogya dan seterusnya. Namun yang belum banyak ditemukan adalah mengenai wisata kerajinan. Inilah menariknya buku ”Wisata Kerajinan Yogyakarta: 19 Sentra Layak Dikunjungi, 35 Barang Layak Dibeli,” yang ditulis oleh dua wanita bersaudara B. Anindyaning Pratisari dan C. Antari Pratista ini.

Buku ini layak menyandang judul wisata kerajinan, karena keseluruhan 96 halamannya tampil berwarna dan berfoto. Membaca buku ini kita diajak berwisata, mulai dari mengenal transportasi menuju Yogya. Lalu memilih penginapan, dari yang kelas melati hingga hotel berbintang. Pilihan moda transpor dalam kota, serta tempat bersantap.

Mulai mengunjungi sentra-sentra, dimulai dari Kotagede yang menyajikan pesona kilauan kerajinan peraknya, berlanjut ke Desa Gamplong yang menyajikan kerajinan tenun khas. Ke Malangan, yaitu desa wisata kerajinan anyaman bambu. Sentolo yang menawarkan kerajinan serat tumbuhan. Dan, Lemah Dadi yang desa ukiran batu.

Pilihan selanjutnya ialah ke Karebet yang memproduksi batik kayu yang unik. Di lanjutkan melihat sentra kerajinan tatah di Sungging. Ke Giriloyo melihat batik asli Yogyakarta, atau mencari keris di Banyu Sumurup.

Bisa juga ke Manding pusatnya industri kulit di selatan Yogya. Serta ke Kasongan, yang ternyata bukan hanya menjual gerabah. Dan, seni keramik yang juga ada di Pundong. Atau berburu kerajinan anyaman di Beringharjo, yang kaya pilihan batik juga. Serta Pasar Seni Gabusan yang menyajikan segala rupa kerajinan.

Bagi pemburu furnitur dan interior, ada Bab khusus berjudul ”Mari Berburu Furnitur!”

Nimat nian berwisata melalui buku ini, karena selain dilengkapi foto berwarna, juga penjelasan ringkas tapi informatif, termasuk sejarah ringkas sentra tersebut, apa ciri khas produk kerajinannya, serta latar budayanya. Kalau lagi malas baca, melihat-lihat fotonya saja sudah bisa punya gambaran apa yang kita dapat dari situ. Mengenai harga, ini memag bukan bukan katalog barang, jadi ada rentang harga di sana-sini, cukup untuk tahu itu level harganya di lapis mana.

Secara keseluruhan desain buku ini bagus, ukuran dan penataan foto-foto yang harmonis, enak dilihat. Ini mungkin didukung latar belakang kedua kaka beradik ini sebagi kontributor Tabloid RUMAH. Hanya kalau boleh dibilang kekurangannya, penulis tidak menyertakan Peta Kota Yagya, atau setidaknya orientasi lokasinya. Namun kekurangan ini ditutupi oleh adanya daftar alamat tiap sentra kerajinan, lengkap dengan nomor telpon tempat, dan HP contact personnya.


[Reviewer: Risfan Munir, Local Economic & Urban Planner]

Data Buku: B. Anindyaning Pratisari dan C. Antari Pratista, ”Wisata Kerajinan Yogyakarta: 19 Sentra Layak Dikunjungi, 35 Barang Layak Dibeli,” Prima Media. September 2008.